Senin, 31 Mei 2010

Inflasi dan Kenaikan TDL Tidak Pengaruhi BI Rate



Whery Enggo Prayogi,Ramdhania El Hida - detikFinance

Jakarta - Inflasi pada bulan Juni diperkirakan akan mengalami kenaikan menjadi 0,36%, seiring rencana kenaikan tarif dasar listrik (TDL) sebesar 10-15%. Namun kenaikan inflasi ini, tidak akan mempengaruhi pergerakan BI rate, yang akan terus dijaga pada level 6.5% di bulan Juni 2010.

Demikian disampaikan Economist Global Research Standard Chartered Bank, Eric Sugandi saat ditemui dalam Media Meeting di Hotel Gran Hyaat, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Selasa (1/6/2010).

"Kami memang telah memperhitungkan akan ada kenaikan inflasi secara year on year 0,36% jika TDL naik 15% dan 0,24% jika TDL naik 10%," jelasnya.

Ia menambahkan, kenaikan inflasi kelak bukan hal yang luar biasa. Pasalnya, BI pun memperkirakan range pergerakan inflasi di level 4-6% di tahun ini.

"Kalau TDL dan BBM bersubsidi naik, maka pengaruh inflasi 4,8% ditambah yang tadi (0,36%) menjadi sekitar 5,1%. Namun kami memperkirakan, jika BBM subsidi tidak jadi dinaikkan, maka BI akan tetap mempertahankan rate di 6,5%," ungkapnya.

Faktor bergeraknya inflasi, masih didominasi oleh BBM bersubsidi, depreasiasi rupiah, dan demand best money. Satu faktor lagi, adalah kenaikan harga komoditas global, meskipun pengaruhnya masih sangat kecil.

"Memang faktor inflasi masih disumbang Cabai dan Bawang putih. Itu kelompok terbesar," tambah Eric.

Hingga triwulan-III 2010 Eric juga memprediksi, BI rate baru akan terkatrol lagi masing-masing 25 bps pada Oktober dan November 2010. Dan akumulatif BI rate akan mencetak 7%.

Inflasi Sesuai Target

Badan Pusat Statistik (BPS) optimistis inflasi tahun ini masih sesuai target yang ditetapkan dalam APBN-P 2010 sebesar 5,3% atau masih dalam kisaran perhitungan Bank Indonesia yaitu 6%.

Meskipun laju inflasi Januari-Mei 2010 mencapai 1,44% dan laju inflasi year on year sebesar 4,16%, tetapi BPS yakin target inflasi masih terpenuhi.

"Jadi kita masih punya ruang sekitar 3,9% selama 7 bulan ke depan untuk menjaga inflasi sebesar 5,3% pada akhir tahun," ujar Kepala BPS Rusman Heriawan dalam koferensi pers di kantornya.

Namun, Rusman meminta pemerintah untuk mewaspadai tekanan inflasi pada tiga bulan ke depan. Pasalnya, pada bulan-bulan tersebut ada banyak momen yang bisa menimbulkan inflasi.

"Pada Juni dan Juli itu ada tahun ajaran baru. Biasanya akan ada kenaikan iuran, uang gedung dan macem-macem. Ini bisa membuat beban masyarakat bertambah," ungkapnya.

Pada Juli juga, sambungnya, akan dilaksanakan rencana kenaikan TDL (tarif dasar listrik) sebesar 10%. Jika kenaikan ini dilakukan secara merata untuk semua golongan, BPS memperkirakan akan ada tambahan implasi sebesar 0,2%.

"Yang harus diwaspadai juga dalam kenaikan TDL itu akan ada multiplier effect yang bisa membuat barang-barang lain ikut naik," jelasnya.

Di bulan Agustus, masyarakat akan memasuki bulan Ramadhan dan menghadapi lebaran Idul Fitri. "Itu selalu ada kenaikan. Karena itu, perlu kita antisipasi dengan baik inflasi ini," tukasnya.

0 komentar:

Posting Komentar

 

lungka. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Brian Gardner Converted into Blogger Template by Bloganol dot com