Selasa, 30 Maret 2010

Peluang Bisnis Menggiurkan tapi Sepi Peminat




KECINTAAN pada permainan boomerang membuat Haryo Pangarso, 47, bisa meraup untung. Bermula dari sekadar coba-coba, kini produksi mainan yang mengadopsi senjata tradisional khas suku Aborigin Australia ini telah menjadi bisnis yang cukup menjanjikan.

Haryo mengawali debutnya dengan membuat boomerang indoor yang terbuat dari bekas botol air mineral. Perlahan tapi pasti, dia mulai membuat boomerangdengan bahan tripleks tipis baik bekas maupun baru.

“Saya mencoba membuat dan mempelajari pembuatan boomerang secara autodidak cukup lama, dan mulai eksis sebagai pembuat boomerangdalam waktu sekitar setengah tahun ini,” kata pemilik Boomerang Semarang saat ditemui di tempat kerjanya di Jalan Lamongan Raya 59 A, Semarang, kemarin.

Membuat boomerang membutuhkan konsentrasi dan keahlian khusus. Boomerang yang dibuat harus layak terbang sehingga harus dilakukan uji terbang terlebih dahulu sebelum dijual di pasaran. Pembuatan boomerang ini diawali dengan menjiplak gambar yang diambilnya dari internet untuk dibuat pola dengan menggunakan plastik yang cukup tebal. Dari pola tersebut dilanjutkan pada tripleks yang kemudian dibuat dalam dua buah dengan bentuk yang sama.Keduanya lalu ditempelkan menjadi satu dengan menggunakan lem kayu agar cukup tebal.

“Proses yang rumit justru setelah tripleks itu berbentuk boomerang seperti yang diinginkan, karena setelah itu harus diputar, ditekuk sedikit dan diluruskan, dan harus dengan ketebalan tertentu agar bisa terbang dengan baik,”paparnya.

Kemudian, dilakukan penimbangan untuk menentukan sisisisi yang harus diamplas. “Sebelum finishing atau pengecatan dilakukan,harus ada uji terbang. Boomerang yang bagus jika diterbangkan harus kembali pada yang menerbangkannya. Nah,itu juga kami uji pada boomerangyang kami buat,” ungkapnya.

Boomerang dengan berbagai macam bentuk dan jenis itu lalu diwarnai serta dilukis sesuai dengan pesanan maupun keinginan. Menggunakan cat poster warna-warni yang membuat boomerang tampak lebih cantik dan indah.Selanjutnya diakhiri dengan cat philox dan dikeringkan untuk kemudian dipasarkan.

Dalam setiap harinya, Haryo mengaku bisa memproduksi boomerang hingga sekitar 10 unit. Hasil karyanya tersebut hanya dijual via online dengan harga antara Rp25.000–40.000.

“Harga ini sangat murah dan sudah diminati oleh beberapa orang di Surabaya, Jakarta, dan kota-kota lain di Indonesia,” tuturnya. Alat olahraga terbang tersebut memiliki sejarah yang berbeda-beda sehingga banyak negara memiliki ciri khas tersendiri. Boomerang yang dibuatnya tersebut bentuk dan jenisnya banyak diadopsi dari berbagai negara, meliputi Amerika, Australia, Jerman, Inggris, dan beberapa negara Eropa lainnya. “Alat ini sebenarnya cukup diminati di Indonesia, tapi kalau beli dari luar negeri harganya mahal sehingga ditawarkan barang dengan kualitas cukup bagus dan harga yang murah,” paparnya. Pencinta alat olahraga udara di Kota Semarang masih sangat sedikit dan hanya berjumlah beberapa orang.

Dia dan pencinta boomeranglainnya sering berlatih di seputaran Kawasan Mugas serta Pantai Marina. “Kalau memang senang dengan alat ini, bisa juga belajar membuatnya dengan saya. Sekarang ini saya terus mengeksplorasi dengan berbagai macam bahan seperti fiberglass, dan semoga nantinya bisa meningkat,” katanya.

0 komentar:

Posting Komentar

 

lungka. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Brian Gardner Converted into Blogger Template by Bloganol dot com