Minggu, 03 Januari 2010
Kebijakan BI Pengaruhi Pertumbuhan 2010
JAKARTA--MI: Meskipun terancam dengan pelaksanaan Asean-China Free Trade Agreement, sektor industri tanah air optimistis akan lebih baik pertumbuhannya dibanding 2009.
Besarnya kenaikan pertumbuhan dan perbaikan yang akan terjadi sangat tergantung kebijakan Bank Indonesia (BI) kaitannya dengan sektor industri. Demikan disampaikan oleh Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Perdagangan, Distribusi, dan Logistik Benny Soetrisno di Jakarta. "Kami optimistis, 2010 akan lebih baik dibanding kondisi di 2009. Tapi, kita juga harus lebih berhati-hati. Semua tergantung kebijakan BI," katanya.
Menurut Benny, kebijakan BI yang akan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan dan pertumbuhan sektor industri tersebut terkait dengan kebijakan pengucuran kredit. Selama ini, banyak kalangan industri berpendapat bahwa tingginya suku bunga kredit bank masih banyak menyulitkan industri kecil untuk mencari pembiayaan. Meskipun BI telah beerapa kali menurunkan suku buga acuan, namun persentase penurunan suku bunga perbankan secara umum belum sebanyak yang diharapkan.
Untuk itu, diharapkan ke depan BI akan membuat kebijakan yang proindustri. Ia mencontohkan, salah satunya dengan memberikan fee atau insentif khusus bagi bank yang memberikan krdit ke industri. Pasalnya, sampai saat ini, masih banyak industri kecil yang merasa keberatan dengan pola KUR yang diberikan. "Bisa dengan nanti dikasih fee sekian atau diberi kebijakan lain berupa reward dan sebagainya," katanya.
Indonesia juga dinilai masih terlalu tinggi dalam menentukan suku bunga komersilnya jika dibanding dengan negara lain. Benny mengungkapkan suku bunga komersil di Indonesia masih ada yang berada di kisaran 14%. Padahal di China, suku bunga komersil berkisar di level 6%. (DU/OL-04
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar